Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

JUST DO IT

Gambar
  Pernah gak si merasa kok gw gini-gini aja ya? Dari dulu gak ada perubahan?   Tetapi mau gerak takut dikatain orang lain….   Mau benerin ibadah + menaati aturan Allah takut dibilang "sok suci" Mau bisnis malah dibilangin "jangan, nanti gagal lu kayak dia tuh" Mau kuliah malah dikomentarin "musim covid ni, kuliah kok di depan laptop" Atau hal-hal lainnya sehingga membuat kita merasa semakin malas untuk bergerak   Sadar gak sih bahwa perubahan hidup kita itu kita sendiri yang gerakin, bukan orang lain (atas izin Allah Ta’ala ya tentunya)   Komentar orang lain yang negatif sebenernya gak perlu kita dengerin Kita mau baik pun ada yang komentar, apalagi kita gak baik, tentunya lebih banyak komentarnya Ada quotes menarik nih, "Lakukanlah apa yang menurut hati anda benar, karena bagaimanapun anda akan tetap dikritik, Anda akan dikritik bila melakukannya, Dan dikritik bila melakukannya" -Eleanor Roosevelt   Jadi gimana,

KALO ALLAH BILANG WAJIB, KAMU BISA APA?

Gambar
  Miris tatkala melihat perkataan baik seorang Syeikh dipersalahgunakan dan disalah artikan oleh sebagian akhwat untuk membenarkan sesuatu yang salah. Sampai seakan hilang rasa malunya ketika melakukan perbuatan tersebut dan berakhir menormalisasikan kebiasaan tidak menutup aurat karena percaya dirinya senantiasa melakukan kebaikan yang lain meskipun tidak dengan menutup auratnya.   Dia bilang “Aku emg ga berjilbab tapi kamu ga tau kan kalo tiap malem aku tahajud?” Dia bilang “Aku emang ga berjilbab tapi aku puasa Senin Kamis” “Aku emang ga berjilbab tapi bla...bla...bla”   Hei... Aku tau kamu pasti melakukan banyak hal baik yang tidak aku lihat Aku tau mungkin kau lebih bersemangat menunaikan tahajud dibanding aku Dan aku tau mungkin lebih banyak sedekah yang kau keluarkan dibanding aku   Tapi, berhentilah untuk mencari pembenaran atas lalainya dirimu dari perintah Allah ukhtiku Tahajud, sedekah tidak bisa menggantikan kewajiban untuk menutup auratmu Tidak bi

Mencintaimu adalah Perjuangan

Gambar
Bicara mengenai Cinta, siapa yang tidak mengenalnya? Lalu, siapa juga yang tak pernah merasakannya?   Tak peduli Cinta yang didasari oleh nafsu atau cinta atas dasar iman dan taqwa Semua manusia pasti merasakannya   Buya Hamka pernah bicara mengenai cinta Menurutnya, "Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Jika ia jatuh pada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai terpuji"   Wahh, perkataan Buya Hamka memang selalu menarik untuk kita simak yaa…….. 😊 Jadi, Cinta seperti apa yang sahabat ingin bangun? Cinta atas dasar nafsu atau iman dan taqwa?   Bicara tentang Cinta, tidak akan lengkap jika hanya membahas tentang Cinta kepada manusia Cinta yang pertama adalah untuk Allah semata, kedua kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Di dalam Surah Ali-Imron ayat 31, All

Baca Dulu, Baca Lagi, dan Baca Terus

Gambar
  Iqro`, begitulah   penggalan dari salah satu ayat dari surat al alaq. Bacalah, yap kita itu disuruh buat membaca. Begitu pula sebagai orang yang beragama islam yang tak lain mempunyai pedoman hidup yaitu Alqur`an. Alqur`an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat jibril yang membacanya dinilai ibadah. So,   sangat jelas kan bahwa membaca Alqur`an bisa mendapatkan pahala dan banyak lagi keutamaan yang lainnya. Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alqur`an maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. (HR. Bukhari). Nah, tadi kan udah dijelasin nih bahwa Alqur`an itu sangatlah istimewa. Sekarang tanya deh sama diri sendiri sudah sejauh apa hubungan kita bersama Alqur`an? Iya, yang tau jawabannya ya diri kita sendiri. Jika semisal kita sehari aja ga ada interaksi bersama Alq

Mengukir Jejak Terbaik

Gambar
  Langkah itu dimulai dari sini. Dari awal sejak jiwa yang bernama insan itu lahir di bumi Allah. Yah, khalifatul ard adalah gelar sesungguhnya. Memberdayakan bumi dengan sebaik-baiknya. Itu tugas kita, menjadi tanggung jawab penuh bagi insan-insan yang masih bernyawa. Lantas apakah semua itu sudah benar-benar terlaksana? Meniti setiap dimensi waktu yang kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Mari mengenal peran kita sebagai khalifah, khalifah yang diutus Allah untuk berperan memberdayakan bumi. Meneruskan perjuangan tugas Rasulullah dan para sahabatnya. Memajukan peradaban Islam pada setiap masanya. Mari maksimalkan kesempatan yang masih ada. Untuk mengambil dan mengukir jejak terbaik di bumi. Sebelum saatnya kita akan kembali ketempat ternyaman setelah perjalanan panjang. Jangan sia-siakan hal yang seharusnya terlaksana. Karena sejatinya hidup adalah perjalanan. Bagai oretan tinta pada baris-baris kertas putih, akan selalu adalah halaman baru pada setiap paragraf yang teruntai rapi da

Bacaan Wajib Buat Kamu Punya Medsos

Gambar
Di zaman digital seperti sekarang ini banyak pekerjaan yang sebelumnya sulit untuk dijangkau akan tetapi sangat mudah dilakukan dimasa sekarang. Semisal mengirim pesan, kalau zaman dulu butuh effort untuk mengusahakan pesan terkirim, terlebih berkirim pesan pada orang yang jauh, lintas kota atau bahkan lintas provinsi. Butuh waktu untuk mencari alat tulis, dan butuh waktu juga untuk menulis biar kalimat yang disampai mudah diterima oleh pembaca pesan. Dizaman ini tidak terjadi lagi seperti demikian, mudah saja untuk mengirim pesan kepada orang lintas kota atau bahkan lintas Negara, seakan tidak ada sekat antara pengirim dan penerima pesan.   Nah, begitu juga dalam hal kebaikan dengan mudah dilakukan pada zaman ini, walaupun hanya membantu sesama dengan menge-like postingan bermanfaat yang muncul diberanda. Tau kan kalau postingan orang bisa terus ke-up kalau terus ada yang me-repost, like, komentar, bahkan fitur save postingan -dipojok kanan bawah- juga mempengaruhi algoritma insta

Ramadhan : Rebahan dulu atau Menahan dulu nih??

Gambar
  Sekarang ini, alhamdulillah kita sudah memasuki bulan Ramadhan yang InsyaAllah banyak keberkahan di dalamnya. Keberkahan tersebut dapat di raih dengan berbagai banyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah dengan niat Lillahi ta’ala. Meskipun Ramadhan kali ini, masih sama dengan Ramadhan tahun lalu yang harus dijalani berdampingan dengan covid-19. Meskipun seperti itu, semangat untuk tetap mengisi kegiatan-kegiatan yang berfaedah di bulan Ramadhan harus tetap dilakukan. Nah, tapi dengan Ramadhan yang seperti ini, apa yang sebenarnya kita lakukan, banyak rebahannya atau dapat menahan dari hawa nafsu? Rebahan karena sedang pandemi dengan berbagai aktivitas yang dibatasi sehingga banyak diantaranya dilakukan secara daring   yang kadang membuat semangat hidup kita menjadi down . Ataukah menahan, menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat di bulan Ramadhan agar ibadah kita lebih optimal, lebih khusyu’, ataupun jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya. Kalian tim yang

Kendalikan Dirimu Sendiri

Gambar
Pernah merasa gak, bahwa orang lain yang mungkin kita kenal atau kita pernah bertemu dengannya tidak sesuai ekspektasi yang kita inginkan? Kalau pernah, mungkin saja kita satu pemikiran   Mungkin saja kita saat ini sedang diberi sebuah amanah untuk memimpin sebuah organisasi atau minimal menjadi kepala departemen atau bahkan menjadi seorang staff-nya Lalu merasa bahwa staff yang kita “miliki” atau teman satu divisi tidak sesuai ekspektasi Kita sudah memberikan arahan dan kesepakatan telah dibuat tetapi mereka tak sesuai ekspektasi Rasanya pasti sangat menyesakkan, bukan? Sudah sepakat, eh tahunya mereka tidak menjalankan…. ☹   Atau kejadian paling mainstream yaitu saat kita sedang mengendarai kendaraan bermotor atau mobil Lalu, tiba-tiba ada seseorang yang mengendarai kendaraannya dengan sangat “brutal” dan hampir saja menabrak kendaraan kita Rasanya pasti sangat ingin marah, kan?   Tapi sadar gak sih, bahwa orang lain itu berada di luar kendali kita Yang b

BUKTI CINTA PADA RAMADHAN

Gambar
Orang-orang sholeh terdahulu selalu berdoa selama enam bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Itu menunjukkan bahwa mereka sangat merindukan dan mencintai bulan ramadhan. Lantas bagaimana dengan kita? apakah kita merindukan Ramadhan sebagaimana mereka merindukan?. Setelah Ramadhan orang-orang solih terdahulu masih tetap berdo’a selama enam bulan agar amalan mereka di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT karena mereka paham bahwa bulan Ramadhan itu sangat istimewa. Lalu bagimana caranya agar muncul rasa cinta, rasa rindu pada bulan Ramadhan? Ada istilah “Tak kenal maka tak sayang”, maka caranya adalah mengenal lebih dekat dengan bulan Ramadhan. Karena kalau tidak kenal tidak mungkin ada rasa. Dengan mengenal keutamaan, kelebihan, dan fadhilah bulan Ramadhan, maka akan muncul rasa menghargai lalu muncul rasa rindu, cinta, dan seterusnya. Pada bulan Ramadhan Allah mewajibkan untuk berpuasa kepada orang-orang yang beriman. Sebagaimana terdapat d

Ini Semua Karena Usahaku!!

Gambar
Senang rasanya ketika melihat target yang telah dirancang, satu persatu menjadi kenyataan. “Alhamdulillah, semua usahaku tidak sia-sia,” kataku dalam hati. “Eitss, tunggu dulu” aku berpikir lagi.   Setelah apa yang tercapai, sebenarnya… Siapa yang telah bekerja siang-malam, sehingga aku dapat bersekolah? Siapa yang telah memberikanku kesehatan, sehingga bisa terus belajar? Siapa yang telah memberikanku waktu luang, sehingga bisa terus berikhtiar? Siapa yang telah mempertemukanku dengan guru-guru yang luar biasa, sehingga mendapat banyak nasihat serta arahan? Siapa yang telah memberikanku kemampuan, sehingga bisa memahami ilmu pengetahuan? Siapa yang telah menempatkanku di lingkungan ini, sehingga aku banyak mendapat dukungan? Siapa yang telah mempertemukanku dengan teman-teman baik, yang tak ragu mengajakku pada kebaikan?   Dan, sebenarnya, seberapa banyak usahaku jika dibandingkan dengan do’a-do’a ayah-ibu di setiap akhir shalatnya, tak lupa juga do’a para gu

UJIAN ITU BUKTI KALAU KITA BERIMAN

Gambar
Suatu ketika pernah terbesit dipikiran. Kenapa ya yang punya iman baik banyak banget cobaannya. Entah dari segi harta, keturunan bahkan kesehatan. Sedangkan para orang yang berlaku sebagai pemeran kemaksiatan senantiasa memperoleh keberuntungan. Punya harta banyak, keturunan baik bahkan kesehatan yang luar biasa. Kok rasanya tidak adil sekali. Aku fikir setelah beriman hidup akan indah dan tenang nyatanya justru banyak sekali cobaan yang akan terlewat. Apa lebih baik menjadi manusia yg biasa saja ya? Tidak religius dan tidak juga senantiasa bermaksiat. Barangkali lebih baik karena perbandingan cobaan dan kesenangan bisa jadi cuma 50:50. Begitu pikirku...   Hingga satu perkataan Allah menampar segala pikiran duniawi itu. Allah bilang di surah Al-Ankabut:2 " Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan "kami telah beriman," dan mereka tidak di uji? "   Ternyata bukan Allah yang tidak adil. Tapi, memang begitulah manusia harus diperlakukan

Bersyukur atas Segala Nikmat-Nya

Gambar
  Berbicara tentang syukur, terkadang teringat satu kalimat dalam lagunya D’Masiv, “Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah” . Nikmat kehidupan yang diberikan oleh Allah adalah salah satu anugrah terbesar yang diberikan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya. Sebuah kesempatan bagi seorang hamba untuk selalu memperbaiki diri agar lebih baik dari pada hari yang kemarin. Dengan banyaknya kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya, lantas bagaimana cara kita mensyukurinya? Apakah cukup hanya mengucapkan lafal hamdalah saja? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, alangkah baiknya kita uraikan terlebih dahulu apa makna dari kata “syukur”. Menurut Syaikh Ali Ash-Shabuni dalam kitabnya Rawai’ul Bayan fi Tafsir Ayatil Ahkam, ia menuturkan bahwa syukur adalah mengakui kenikmatan dengan disertai sikap pengagungan. Rasa syukur tersebut dapat terwujud dengan dua cara: Pertama, mengakui kenikmatan dengan memuji Sang Pemberi nikmat (Allah). Dan yang kedua, menggunakan segala nikmat Allah dalam