๐๐นAssalamaualaikum wr wb ๐น๐ Bagaimana kabar sahabat aktivis rohis? ๐๐ Insyaallah semuanya Allah lindungi dan Allah berikan kekuatan dan kesehatan Untuk selalu semangat melanjutkan estafet Dakwah Rasulullah SAW... (Pada hari kiamat kelak) orang yang bersahabat saling bermusuhan di antara satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” ( al-Zukhruf:67 ) Insyaallah kita akan melaksanakan Agenda yang Insyaallah Allah berkahi yaitu: Forum Aktivis Rohis Dengan Tema:" Aku, Kamu, dan Kami Rohis " ๐ : Jumat, 25 Agustus 2017 ๐ : 13:00 WIB ๐ : Warung Sreg Kang Agus Selatan Kampus 3 UAD Pembicara- - Asfar S Yoga S.T. - Mifta Farid Mahardika Konfirami kehadiran: FAR_Nama_Prodi_Semester. 08999485982 Don't Miss it guys
Bismillahirahmanirahim Mungkin temen temen sering baca atau dengar istilah ‘keluar dari zona nyaman’. Sebuah kalimat simpel yang didedikasikan untuk sebuah perjuangan melakukan tindakan besar. Disini saya sebagai seorang yang maunya ‘dizona nyaman’ terus, kalimat tersebut sebuah kalimat menjanggal, lah bagaimana tidak menjanggal wong saya maunya dizona nyaman. Yang teripikir dibenak saya ialah, sulit bagi saya untuk keluar dari zona nyaman, dan maunya dizona nyaman terus! Siapa juga yang mau susah dizona tidak nyaman. Mungkin hal itu terjadi juga pada temen temen? Kalau tidak terjadi saya ucapkan selamat berjuang dihidup yang tidak nyaman! Lah kan tadi bilang mau keluar dari zona nyaman, berarti masuk zona tidak nyaman dong? Sebab hanya dua pilihan, aku atau dia pilih Zona nyaman atau tidak nyaman, wkwk Ditulisan ini saya ingin mengajak temen temen untuk mengubah kata-kata ‘keluar dari zona nyaman’ diganti menjadi “Keluar dari Zona Nyaman untuk Memasuki Zona Nyaman
Oleh Isah Fitriani Setiap orang tentu pernah mengalami sebuah kepahitan di dalam hidupnya, termasuk kegagalan dalam mencapai sebuah impian. Tak jarang pula, ada orang-orang yang menangis kecewa, marah, kesal, bahkan sampai mengutuk takdirnya sendiri. Aku katakan, itu adalah hal yang wajar. Ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Yang pertama, ketika kita diberi nikmat berhasil lebih dulu, mungkin setelahnya kita akan menjadi orang yang kufur, angkuh, kikir, lalai, kasar, dan sebagainya. Atau boleh jadi, Allah sedang menguji, seberapa tingkat syukur kita ketika diberi nikmat oleh-Nya. Yang kedua, ketika kita diberi nikmat gagal lebih dulu, mungkin setelahnya kita akan menjadi orang yang lebih rendah hati, banyak bermuhasabah, senang beranak, senang menyanyangi anak yatim, dan yang pasti akan menjadi lebih faham tentang bagaimana cara untuk menghargai orang lain. Kita juga akan lebih menghargai waktu dan berusaha memanfaatkannya dengan baik. Setiap air mata yang jatuh, tentunya
Komentar
Posting Komentar