Bersyukur Membawa Nikmat


Sebuah perpaduan tiga kata yang menjadi judul tersebut rasanya sudah tidak asing lagi, Right?

Bahkan barangkali selalu muncul di beranda sosial media kita atau kajian-kajian keislaman yang kita ikuti


Tapi pertanyaannya, sudahkah kita menerapkannya dalam kehidupan nyata?

Jika sudah, apakah sudah secara maksimal?

Saya pikir hal tersebut belum kita lakukan secara maksimal karena sejatinya manusia memang selalu menginginkan sesuatu yang lebih daripada apa yang dimilikinya


Lalu hal apakah yang menyebabkan kita selalu menginginkan lebih tersebut?


Nafsu...

Iya, ia memang selalu begitu, 

jika kita selalu menurutinya, ia akan selalu meminta lebih dari yang ada

Layaknya seorang bayi, jika ia sudah berumur 2 tahun tapi orang tuanya tidak tega untuk menyapihnya, rasanya ia akan selalu meminta asi kepada ibunya padahal umurnya sudah tak layak untuk menerimanya


Kita memang harus belajar tega kepada nafsu

Karena jika tidak, ia akan menyeretmu kepada hal-hal yang nampaknya bahagia padahal hal tersebut adalah jurang ke neraka


Nafsu memang selalu memerintahmu kepada hal-hal memuaskan (katanya), padahal jika kita turuti ia akan selalu meminta lebih


Contohnya beli laptop harga 4 juta, beberapa hari masih kita anggap ada keberadaannya, tapi jika sudah 1 minggu selanjutnya rasanya sudah tak penting lagi laptop-nya

Kita datang saat butuh saja,

Malah bercita-cita untuk membeli laptop lainnya karena efek terlalu banyak menonton review handphone keluaran terbaru


Ahh, selalu begitu


Kita memang perlu banyak bersyukur, tidak hanya sekedar ucapan tapi butuh tindakan nyata

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.""

(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)


Bersyukur memang selalu membawa nikmat,

Jika kita pandai, maka kita bisa selalu bersyukur

Bahkan dalam kajian yang pernah saya dengar, Ketika kita mampu untuk bersyukur kita memang perlu bersyukur lagi karena telah mampu untuk bersyukur

Paham kan ya, maksudnya? Hehe


Oke, back to pembahasan..


Jika dunia mulai terasa melelahkan dan kita selalu menginginkan kelebihan padahal kita belum mampu memilikinya 

 

Sesekali kita perlu bermain ke panti asuhan atau bahkan kuburan sehingga kita mampu mengucap syukur secara lebih tulus

"Alhamdulillah masih diberi kesehatan, keimanan dan kehidupan"

Hal sederhana lainnya agar kita mampu bersyukur adalah dengan melihat anggota tubuhmu, 

Bukankah seluruh organ tubuhmu itu berfungsi dan kamu tak perlu membayarnya untuk mengerakkannya?


Kalaupun ada salah satu bagian tubuhmu hari ini yang sedang merasakan sakit, 

Kita tetap perlu bersyukur karena hanya satu organ tubuh saja, sedangkan organ tubuh yang lain masih diberikan kesehatan

Kalaupun lebih dari satu, lihatlah manusia yang diberi cobaan melebihi daripada yang kita rasakan

Sehingga kita tetap masih bersyukur serta mental kita tak lemah karena kita selalu pandai melihat orang lain yang lebih sulit keadaannya


Kita memang perlu melihat kebawah dalam perkara dunia, dan melihat ke atas dalam perkara akhirat

Dunia akan kita tinggalkan

Sedangkan alam akhirat akan selamanya kita disana


Imam Adz-Dzahabi bertanya kepada Fudhail bin Iyadh Rahimahullah

“Apa itu zuhud, mendahulukan akhirat daripada dunia?”

Fudhail bin Iyadh Rahimahullah menjawab, “Banyak qana’ah”


Qana’ah artinya merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya…

Wallahu’alam bish shawab


Kalimat kebaikan yang kita baca maupun dengarkan hanya akan mengubah persepsimu, selanjutnya perubahan menuju rasa kebersyukuran adalah tindakan yang perlu kita lakukan


Dari sahabatmu yang masih terus belajar bersyukur sampai hari ini,

Saiful Rizal Cahyadi



 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Aktivis Rohis

MENUJU ZONA NYAMAN

Kamu Istimewa. Stop Insecure Pada Diri Sendiri, Ya!