Corona, dimanakah posisiku?
Assalamualaikum brother’s-sister’s fillah..,
gimana kabarnya? Sehatkan.., In sya allah ya..
Bismillah, sebelum kita mulai silatul ‘ilminya mari sejenak kita merenung dan berdoa untuk para pahlawan/syahid-syahidah kita/gada terdepan yang berjuang terhadap kondisi covid-19 saat ini yaitu para team medis, para team keamana(polisi & TNI), para relawan, dan orang-orang yang gugur dalam keterlibatannya terhadap upaya menghentikan penyebaran wabah covid-19 saat ini. Semoga amal dan ibadah mereka Allah terima, semoga pahala sebagai syahid-sayahidah bagi mereka yang gugur Allah sandarkan, semoga Allah senantiasa berikan perlindungan, rahmat, serta hidayahnya bagi kita yang masih hidup serta bisa mengambil hikmah dan ibrah dari kejadian ini, Aamiin…
Jangan lupa shalwat dulu ya broher’s-sisters’s fillah, mari kita sampaikan kepada uswah/qudwah kita Nabi akhiruzzaman, Nabi Muhammad saw. Semoga kita termasuk ummat yang mendapat syafaatnya dan bisa Bersama beliau di jannahnya, Aamiin.
Seperti yang ada di judul nih brother’s-sister’s fillah, mungkin terasa bosan yah brother’s-sister’s fillah, karena guru-guru kita sebenanrnya sudah menyampaikannya, namun ingat sabda Nabi saw dan perkataan sahabat Ibnu abbas ra, yah brother’s-sister’s fillah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu (syar’i), maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.” (HR. Muslim no: 2699 dari Abi Hurairah)
Ibnu ‘Abbas berkata, “Mengulang-ulang ilmu di sebagian malam lebih aku cintai daripada menghidupkan malam (dengan shalat malam).” (Sunan Ad-Darimi; 1: 82 dan 149)
Jadi itu yah brother’s-sister’s fillah, salah dua penyemangat bagi kita dikala kita futur dalam menuntut dan menulang-ulang ilmu. Gak main-main brother’s-sister’s fillah, syurga yang Allah janjikan lho. Jadi ayo bosannya kita obati dengan sabda nabi ini,.
Lanjut ke topik utama di silatul I’lmi kali ini. Yang di atas tadi untuk intermezo sekalian stimulant kita aja yah brother’s-sister’s fillah. Ehem kita mulai ya.., coba brother’s-sister’s fillah renungi sejenak sabda Nabi saw ini,
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.”(HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643)
Dari penggalan sabda Nabi saw di atas, beberapa hikmah yang bisa kita ambil salah satunya: Rezeki, ajal, amal, bahagia ataukah sengsara dari setiap manusia sudah diketahui, dicatat, dikehendaki dan ditetapkan oleh Allah.
https://rumaysho.com/16173-rezeki-sudah-ditetapkan-ketika-dalam-rahim-ibu.html
Kemudian, apa hubungannya hadis di atas dengan corona ini?
Corona merupakan sebuah wabah yang menghadirkan sebuah penyakit. Dalam hal ini penyakit merupakan salah satu kesengsaraan/kesusahan di antara banykanya kesusahan yang Allah tetapkan bagi kita. Maka timbul pertanyaan, jika Allah sudah menetapkan terkait corona pada tiap-tiap makhluk yang dikehendakinya, untuk apa kita berusaha untuk menghindarinya, toh sudah Allah tetapkan siapa saja yang kena? Eits.., ini mungkin pertanyaan yang belum paham/ngajinya kurang /belum tuntas kaya ane ini.. . Jawabannya ada di hadis di atas brother’s-sister’s fillah,
…Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga... (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643)
Manusia diketahui takdirnya oleh Allah, bukan berarti manusia tidak punya pilihan. Sama juga dengan jodoh sudah ditetapkan bukan berarti tidak perlu mencari jodoh lalu tunggu jodoh datang dengan sendirinya. Logikanya, kalau akan kena musibah, seseorang akan berusaha menyelematkan diri. Begitu pula wabah corona ini brother’s-sister’s fillah.
Maka dapat kita simpulkan bahwa wabah corona adalah suatu ketetapan Allah dan pilihan bagi kita/sunnatullah/hukum kasualitas. Sehingg ketetapan Allah ini akan berdampak baik/buruk tergantung sikap/pilihan kita masing-masing brother’s-sister’s fillah. Dan untuk mengakhiri silatul I’lmi kita ini akan ane sampaikan renungan sedikit meneruskan dari gurunda kita yaitu Ust.Rahmat Baequni, beliau mengatakan,
ada 3 hikmah yang terkandung dari setiap penyakit yang menimpa manusia baik dialami individu atau mewabah:
- Apabila sebuah penyakit dialami oleh orang beriman, ia bersifat imtihalaul iman, menjadi ujian keimanan. Dengan penyakit ini dia makin dekat dengan Allah azza wa jala, makin taat terhadap Allah azza wa jala, dan tidak berkurang kadar iman dan ketaatan terhadap Allah dan rasulnya, maka dia berhasil dengan ujian iman ini. Dan Allah akan menghapus dosanya dengan penyakit ini.A
- Apabila dialami oleh mereka yang suka berbuat dosa namun beriman (fasik), makai a bersifat an-nadhirah atau at-tadzkirah, menjadi peringatan baginya agar berhenti dari kelalaian, berhenti dari perbuatan dan Kembali kepada Allah dan rasulnya.A
- Apabilai dialami oleh orang kafir yang gemar berbuat dosa dan maksiat dalam kekufurannya, maka dapat dipastkan ini adalah azab dari Allah azza wa jala dari keburukan yang dilakukannya.
Dengan ini brother’s-sister’s fillah, di posisi mankah kita sesuai 3 hikmah di atas dalam menyikapai wabah corona adalah pilihan kita sendiri.
Allahu ta’alam bishawab..
Oldy Fristian Famly
Komentar
Posting Komentar