Surat Cinta Kader Baru LDK Al Qudwah 2017
Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar.
Sepertinya umat muslim saat ini mulai lupa dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ber-amar ma'ruf dan ber-nahi munkar. Dakwah kepada sesama muslim. Bukankah itu kewajiban kita sebagai umat muslim? Kewajiban bagi setiap individual muslim?
Rasa-rasanya dakwah mulai meyempit definisinya. Mulai menyempit subjeknya. Bahwa dakwah hanya tugas seorang da'i, seorang ustadz, seorang kyai dan kita tidak mempunyai kewajiban untuk berdakwah sudah mengakar di negara mayoritas muslim ini. Pun dengan objek dakwahnya mulai ogah-ogahan mendengar nasehat dari selain ustadz. Lho, ada apa ini? Bukankah pepatah mengatakan bahwa kebenaran mesti diyakini meskipun itu pahit?
Apalagi kalangan muda saat ini. Identitasnya sudah lekat saja dengan yang namanya foya-foya, pesta, terlena oleh di dunia. Padahal justru kalangan muda-lah yang harus lebih gencar berdakwah bukan? Yang masih memiliki energi penuh, suara lantang.
Orang-orang kristiani semakin gencar menyebarkan ajarannya di negeri ini. Misionarisnya bukan hanya seorang pendeta, bukan. Tapi orang-orang terbaiknya, dan itu kalangan muda.
Sudah seharusnya umat muslim menyadari ini. Pondasi kuatnya adalah pemuda. Jika masjidnya sudah dipenuhi kalangan muda, maka yakinlah, lingkungannya subur, makmur, bukankah begitu? Bahkan bung Karno sampai berani menjanjikan akan mengguncangkan dunia hanya dengan 10 pemuda, bukan? Itu membuktikan bahwa kalangan muda mempunyai banyak potensi untuk melakukan banyak hal.
Sudah saatnya siswa, mahasiswa bukan hanya sekedar belajar di sekolah/kampus, tapi harus mulai berdakwah! Maka rohis-rohis dan LDK Al-Qudwah bisa menjadi alternatif terbaik untuk menampung hal itu. Gabungan kalangan muda terbaik yang siap berdakwah, menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Penulis
Sepertinya umat muslim saat ini mulai lupa dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ber-amar ma'ruf dan ber-nahi munkar. Dakwah kepada sesama muslim. Bukankah itu kewajiban kita sebagai umat muslim? Kewajiban bagi setiap individual muslim?
Rasa-rasanya dakwah mulai meyempit definisinya. Mulai menyempit subjeknya. Bahwa dakwah hanya tugas seorang da'i, seorang ustadz, seorang kyai dan kita tidak mempunyai kewajiban untuk berdakwah sudah mengakar di negara mayoritas muslim ini. Pun dengan objek dakwahnya mulai ogah-ogahan mendengar nasehat dari selain ustadz. Lho, ada apa ini? Bukankah pepatah mengatakan bahwa kebenaran mesti diyakini meskipun itu pahit?
Apalagi kalangan muda saat ini. Identitasnya sudah lekat saja dengan yang namanya foya-foya, pesta, terlena oleh di dunia. Padahal justru kalangan muda-lah yang harus lebih gencar berdakwah bukan? Yang masih memiliki energi penuh, suara lantang.
Orang-orang kristiani semakin gencar menyebarkan ajarannya di negeri ini. Misionarisnya bukan hanya seorang pendeta, bukan. Tapi orang-orang terbaiknya, dan itu kalangan muda.
Sudah seharusnya umat muslim menyadari ini. Pondasi kuatnya adalah pemuda. Jika masjidnya sudah dipenuhi kalangan muda, maka yakinlah, lingkungannya subur, makmur, bukankah begitu? Bahkan bung Karno sampai berani menjanjikan akan mengguncangkan dunia hanya dengan 10 pemuda, bukan? Itu membuktikan bahwa kalangan muda mempunyai banyak potensi untuk melakukan banyak hal.
Sudah saatnya siswa, mahasiswa bukan hanya sekedar belajar di sekolah/kampus, tapi harus mulai berdakwah! Maka rohis-rohis dan LDK Al-Qudwah bisa menjadi alternatif terbaik untuk menampung hal itu. Gabungan kalangan muda terbaik yang siap berdakwah, menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Penulis
Nama: Tazkia Royyan Hikmatiar Prodi: Satra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Asal: Bandung Angkatan: 2017 Ttl: Bandung, 29 Oktober 1999 Motto hidup: Selalu bermanfaat Tokoh inspirasi: Tere Liye, Habibburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata Alasan masuk ldk: Menambah wawasan keislaman. |
Komentar
Posting Komentar